Kamis, 14 Februari 2019

Permata Nusantara dan Pendidikan Sadar Bencana Berkearifan Lokal di Sumur - Banten

Kejadian tsunami Banten yang terjadi pada tanggal 22 Desember 2018 mengejutkan tidak hanya Bangsa Indonesia tetapi juga masyarakat internasional. Bencana yang terjadi di penghujung tahun ini merusak pesisir banten dan Lampung serta pulau-pulau kecil di Selat Sunda dengan korban jiwa lebih dari 400 jiwa. Menurut para ahli, kejadian ini diakibatkan oleh longsoran "flank" dari gunung anak krakatau yang sudah aktif sejak pertengahan 2018. Letusan yang cukup besar pada malam 22 Desember 2018 diperkirakan menyebabkan "flank collapse" yang menghasilkan tsunami ke segala penjuru di Selat Sunda.



Kecamatan Sumur, di Pandeglang, Provinsi Banten merupakan daerah yang paling parah dilanda oleh tsunami. Saat ini, masyarakat sedang berbenah, bahu-membahu untuk memperbaiki keadaan, membangun kembali untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang, terutama dalam kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Salah satu aspek yang sangat penting dalam membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam adalah melalui penguatan pendidikan PAUD sadar bencana berbasis kearifan lokal. Oleh karena itu, para aktivis PAUD yang dipimpin oleh Bunda Endang Mulyani Putro pada Sabtu-Minggu, 09-10 Feb. 2019 menggelar "Workshop Pembelajaran PAUD Berkearifan Lokal Tangguh Bencana" yang berlangsung di Gedung Taman Nasional Ujung Kulon, Kecamatan Sumur, Pandeglang. Acara ini dimoderatori oleh Ibu Norcholis Sukmayanti dari PKG Pandenglang.




Selain diisi oleh Bunda Endang yang juga merupakan Asesor BAN PAUD dan PNF serta aktivis konseptor PAUD berkarakteristik bahari, Bapak Semeidi Husrin dari Permata Nusantara Daycare Plus, Depok Cimanggis juga berkesempatan memberikan pengalaman selama melakukan penelitian di bidang kebencanaan pesisir terutama terkait pentingnya kearifan lokal dalam proses mitigasi bencana alam seperti gempa dan tsunami.  Bapak Semeidi Husrin merupakan peneliti aktif kerentanan pesisir yang saat ini bertugas di Pusat Riset Kelautan - Kementerian Kelautan dan Perikanan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar